Orang Gila lagi Overthinking

Ini aku
Aku yang sekarang
Berjuang dengan usaha dan dengan pilihanku sendiri
Aku si sulung yang ingin menunjukkan diri,
Mengokohkan bahu sendiri
Kebebasan yang kudapatkan dulu, kini harus ku pertanggungjawabkan dengan usaha sendiri
Selalu kupercaya, doa bapak ibu merestui ku
Doa yang selalu menguatkan ku dengan cara mereka mendidik ku.
Si wanita sulung ini yang kadang dituntut untuk setara kuat raga dan batin seperti lelaki.
Tidak boleh menangis dan harus tegar menjalaninya, apapun resikonya.
Jika tak terbendung hanya bisa secara tersembunyi menangis dan kembali memasang muka biasa di depan bapak ibuk. Jujur ingin ku meraung-raung seperti anak kecil yang merengek minta bantuan orang tuanya.
Namun bisa apa?, previllige tak bisa kudapatkan karena aku memilih jalan yg berbeda. Selalu ada penyesalan, andai dulu manut kata² bapak ibuk.
Tapi orang tuaku memang tak pernah memaksakan kehendak mereka, dan benar² memberikan kebebasan kebahagian mana yg anaknya pilih.
Dan ini resiko yg aku jalani sekarang.
Bebas dan bertahan dalam pilihanku sendiri.

Hanya Tuhan tempat ku bersandar.
Mengeluh, meratap, memohon, dan minta maaf. Tuhan sudah hafal gelagat ku. Berserah tapi setengah memaksa agar kehendakNya seperti kehendakku.
Kata² motivator kehidupan pun sudah tak mempan dihidupku, karena sekarang aku hidup hanya mengikuti jalan pikiranku, yang selalu berlebihan ini. Siapa yg mengendalikan aku, cuma inget kata firman yg selintas terpikir lalu menyadarkan dan menguatkan. Kata sakti setiap firman yg masih aku pupuk agar aku kuat untuk hidup setiap hari. Ya cuma di firman otak ku ini ada harapan semoga menjadi lebih baik, lebih tenang dalam hidup.
"Kupercaya janji Mu ajaib"

Aku tidak sesuci itu, tapi aku selalu paksa bersyukur setiap hari, kupaksa lepas, ikhlas, berserah setiap hari. Cuma itu yg bisa buat aku terus menjalani hidup.

Sungguh dari 2019 sampe sekarang adalah fase yang sangat tidak nyaman untukku, menguras tenaga dan pikiran. Cape banget, tempaan ga selsai.
Aku cuma bilang, ya Tuhan maafkan aku karena aku tau banyak manusia yang lebih berat terima tempaan yg kau berikan kepadaku ini. Beri kekuatan Tuhan.

Terus mengeluh tiada henti, sibuk dengan kekalutan sendiri, takut masa depan namun tak takut mati.
Tak takut mati tapi ingat dosa selalu menghantui,
Ingat hidup belum cukup berguna.
Meniti masa depan yang tak pasti.

Akan kah kubisa hidup bahagia ?jika cita² tercapai apakah aku bahagia?
Atau cukup menerima takdir yang Tuhan berikan.

Tuhan aku cuma ingin bahagia,
Aku ingin berhenti mengeluh

Aku rindu diriku yang dulu selalu melangkah pasti dengan percaya diri, tanpa ada yang menghalangi..

Teman-teman yang selalu di kiri kanan ku, kini juga menyusun hidup mereka sendiri.
Dulu sampai lupa menyendiri, sehingga lupa rasanya jadi diri sendiri.
Disaat semua hiburan pergi jadi kalang kabut sendiri.

Aku yang harus dituntut dewasa, lama lama membenci kehidupan ini.
Ada separuh perasaan yang hilang dan kosong tapi tak tau apa..
Tiap malam selalu bertanya umur ku sampai kapan ya?

Aku yang bingung mencari kebahagian.
Rasa percaya yang dulu ada kini hilang.
Ingin meluapkan semua perasaan namun sekarang terkekang, terbatas, dan harus pikir panjang.

Semua luapan di hati harus ku tahan, tak bisa semua aku tumpahkan..

Support sistem tak terduga kadang tiba² muncul dan menambah semangatku, terimakasih kawan.

Support sistem yang tidak hanya bentuk dukungan, tetapi juga ungkapan keluh kesah  perjuangan  mengawali masa pendewasaan.
Hanya sebatas dilayar handphone saja, bisa cukup menyembuhkan.
Terima kasih teman. Aku tak bisa banyak berkata untuk mereka. Yang ku tau kini mereka juga berjuang dengan caranya masing². Terima kasih masih ada waktu saling berbagi. Aku berharap kebahagian kalian. Aku tau kalian juga berjuang. Semangat.

Aku yang selalu berisik lewat mulut ataupun ketikan jemariku. Maafkan aku yang sangat menyebalkan.

Namun..
Aku masih bisa menjadi teman untuk mendengar segala keluh kesah mu, tanpa banyak komentar..
Diam, membiarkan mu meluapkan keluh kesah mu.
Aku tak sempurna menjadi teman yang kau inginkan, tapi setidaknya aku cukup mampu menjadi tempat curahan penat mu, gundah mu sedih mu..
Belajar bersama menjalani hidup.

Aku bukan tipe yg langsung memelukmu, menghiburmu saat kau sedih,
namun aku membiarkan kau tenang  dan menunggu mu siap untuk meresapi kegundahanmu dan berbagi rasa bersama ku. Ini cara anehku untuk menghiburmu, teman.

Sekian overthinking ku malam ini, alur yang ga jelas karena emang lagi overthinking. Terimakasih

Komentar

Postingan Populer