QUARTER LOVE, quarter life

Memikirkan besok kita akan hidup seperti apa.

Memikirkan besok kita akan menjadi apa.

Seakan cita-cita saat kecil tak ada gunanya.

Segala cita-cita yang kita bayangkan saat kecil rasanya sungguh menakjubkan.

Namun saat mulai beranjak dewasa, hal itu terkikis dengan realita yang ada.

Mungkin sebagian kecil manusia dapat meraih cita-citanya dan menginginkan hal tersebut secara konstan dan continue.

Tak jarang juga cita-cita hebat itu akhirnya terkikis dengan seiring berjalannya kehidupan.

Kenyataannya kehidupan di dunia tak serta merta memberi apa yang kita inginkan, harus ada perjuangan, pengorbanan, serta faktor "LUCK", dan yang terpenting dan tanpa kita sadari adalah campur tangan Tuhan, Sang Pemilik Semesta yang unik ini.

Dengan segala keyakinan dan iman tentunya sangat sulit untuk dipikirkan oleh otak manusia ini, tapi hal tersebut memang benar adanya. Kita benar-benar tak tau skenario apa yang Tuhan persiapkan.

Sebagai sesama manusia pun kita juga tak bisa saling memprediksi apa yang akan terjadi. Kita tak bisa saling menuduh kamu yang salah atau aku yang benar. Kita tak pernah tau bagaimana nilai kita dimata Tuhan.

Banyak hal dalam kehidupan, kita mengharapkan beberapa hal yang sifat nya masih misteri dan sangat sulit ditebak atau diprediksikan.

Contoh saja dari pengalamanku yaitu karir dan jodoh.

Yaps, untuk anak2 seusiaku , pasti banyak yang berdilema tentang ini...

Gimana silent rider ?

Pergumulanku saat ini adalah 2 hal itu, dan aku akan mencoba sharing pergumulanku. Sharing is caring kannn :)

Saat ini mungkin hal yang aku inginkan adalah karir. Inginnya sih karir yang pasti, mapan, tanpa harus khawatir untuk PHK sewaktu-waktu, kalo bisa hari tua bisa mendapat pensiunan, atau bahkan sekedar uang pesangon untuk melanjutkan hidup sampai mati. 

Ya..ya...ya tentu kalian pasti juga ingin seperti itu.

Ditambah lagi dizaman yang super cepat ini, kita kaum2 yang masih newbie di dunia "real world" ditempa dengan pandemi lucknut ini. Realita yang sungguh membuat kepala cukup pening dan tidur tidak nyaman setiap malam.

Bukannya kurang bersyukur tapi otak gak mau diajak rehat. Ditambah dengan otak yang basicnya overthinking dan memikirkan hal-hal yang rinci2, makin tambah runyam. Hmm ya sudahlah lupakan..

Yang sungguh menggemaskan adalah aku merasa dikejar sesuatu yang gak kelihatan, seakan ingin ikut berlari atau bahkan lebih unggul dari arus kehidupan.

Wow yang namanya ikutan lari ya pasti capek, iya capek banget.

Setiap hari memikirkan plan A, B, C. 

Gak dipungkiri kita juga tanpa sadar membanding bandingkan kehidupan orang lain. Prinsip nya ya rumput tetangga selaluu hijau.

Dalam hal karir tentunya kita ingin mendapatkan uang dengan cara yang halal, tepat kerja atau usaha yang nyaman dan lancar, teman kantor yang baik, beban kerja yang bisa kita handle. Tapi hal itu tentunya  mustahil untuk berbanding lurus. 

Banyak orang yang mungkin menjalani sisa hidupnya untuk bekerja tidak sesuai apa yang dicita-citakan.Yang penting bisa bertahan hidup.

Dalam karir pastinya hukum rimba akan berlaku. Dan mau gak mau kita harus MAU dan SIAP menghadapinya.

Tak jarang juga bahkan harus ada tangis dalam menghadapinya.

Yang terakhir adalah pergumulan tentang jodoh.

Ya sebenernya mirip-mirip lah ya hal ini karir dan jodoh. Bisa kita tentukan dengan siapa, dimana, atau apa sajalah sesuai prinsip atau mau kita.

Yang pastinya diusia segini perlu hati-hati dalam memilih jodoh, pengennya sih udah gak mau main-main, tapi ya gitu....wkwkwk

nah dalam konteks pembicaraanku ini, jodoh adalah seseorang lawan jenis yang nantinya akan menemani dan bersama kita sampai akhir hayat. Kenapa aku nulis kata "lawan jenis" ya tanpa maksud menyinggung aku berbicara sesuai kodrat dahulu.


lanjut..

Yaps jodoh yang kita pilih semoga bisa bersama sampai akhir hayat atau sampai kita mati. Ya karena prinsip ku memang 1 untuk selamanya dan tidak bisa diceraikan manusia.(semoga, Amin.)

Dalam memilih pun otak ini masih saja berpikir.

Tidak serta merta hanya sebatas jatuh cinta atau dia membuatku nyaman.

Aku juga harus memperhatikan sifat dan karakternya. Bukan semata2 saya manusia sempurna, tapi hal tersebut juga tidak salah dan merupakan hak kita untuk memilih yang terbaik untuk sisa hidup kita.

Misal Prinsip diatas sudah bisa dilewati, tapi masih ada hal lain yaitu AGAMA, ini juga menjadi kunci ku, karena aku merupakan salah satu anggota minoritas di negaraku. Perbedaan itu sungguh bisa menyebabkan perpecahaan keluarga, ya karena memang tak mudah mengubah suatu keyakinan. Agama yang merupakan turunan dari agama orangtua kita, mau nggak mau kita menjalaninya  dan merupakan pedoman hidup keluarga sejak masih kecil. Ya menurutku beragama pun tidak mencerminkan bagaimana relasi kita kepada Tuhan. Benar kata orang, hubungan kita dengan Tuhan yang tau ya cuma aku dan Tuhan. Terserah Tuhan mana yang kamu percayai. Tapi aku percaya Tuhan cuma 1 cuma kita memandang-Nya dengan sudut pandang yang berbeda.

Aku yakin mungkin kita menemukan  terang Tuhan dengan cara yang berbeda. Aku percaya semua agama itu sangat baik, tapi dinegaraku hal tersebut cukup sensitif dan riskan.

Cukup pusing saat kita tak bisa mengatur perasaan untuk jatuh hati kepada siapa. Kan memang hati tak pernah tau kepada siapa dia akan singgah dan menetap. Tjakep...wkwkwk

Misal hal tersebut agama bisa dilewati kita bisa saling menerima perbedaan, apakah kita tidak memikirkan anak kita kedepannya, 1 kapal dengan 2 nahkoda yang berbeda, tentu hal itu sangat berpengaruh dalam psikologis anak. Kita tak pernah tau akan berdampak apa untuk anak tersebut. Kita juga tak pernah tau, kebenaran dunia yang mana yang akan membawanya menuju jalan terang.

Selain itu juga kita juga harus mempertimbangkan banyak hal, bukan maksud hati untuk matrealistis tapi kehidupan memang perlu banyak yang dipertimbangkan. 

Rasa cinta dan rasa nyaman yang sangat berapi-api diawal, pasti bisa padam, jika kita tak mampu menjaga baranya.

Bagaimana rupawannya diawal bisa hilang dan keriput seiring perjalanan waktu.

Butuh banyak kerelaan hati, keikhlasan untuk menjalaninya sampai mati.

Ya begitulah kehidupan, berharap dengan segala sesuatu yang ada di dunia ini memang sangat sementara dan cuma sebentar. Cuma Tuhan tempat pengharapan dan penghiburan kita agar bisa meneruskan hidup.

Memang Tuhan tak terlihat secara kasapmata, tapi jika kita mencoba terus- menerus percaya, kamu bisa mendengarkan tuntunannya disetiap langkah hidupmu.

Hidup jadi manusia dewasa sungguh sangat berat jika tidak bisa bersyukur dan ikhlas untuk berkorban dan berjuang untuk mendapatkan hal yang kita inginkan.

Aku juga masih belajar untuk memahaminya. Dan yang pasti akan menemukan hal yang baru setiap harinya. Good Luck.


                                                                                                    -Mel's-

 



Komentar

Postingan Populer